Artikel
DISKUSI PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DESA TELUK SANTONG
Teluk Santong, 18 Juli 2025
Dalam upaya mendorong potensi wisata berbasis alam dan pelestarian lingkungan, Desa Teluk Santong menggelar diskusi pengembangan Wisata Bahari yang berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain Bapak Masjude, S.H selaku Kepala Desa Teluk Santong, Bapak Muh Fahruddin, M.Si selaku dosen dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Bapak Firmansyah, S.Pd Ketua BPD Teluk Santong, Bapak Muhammad Muis dari Wildlife Conservation Society (WCS) bersama rekan-rekan, serta tokoh masyarakat setempat.
Diskusi ini menjadi ajang pertukaran gagasan untuk menyusun rencana strategis dalam mengembangkan kawasan wisata bahari sebagai destinasi ekowisata yang berkelanjutan. Dalam sambutannya, Kepala Desa Teluk Santong, Bapak Masjude, S.H menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.
“Kami ingin menjadikan mangrove sebagai potensi desa yang dapat dinikmati wisatawan, tanpa mengabaikan fungsi ekologisnya,” ujar beliau.
Dosen dari UTS yakni Bapak Muh Fahruddin, M.Si memberikan masukan ilmiah terkait tata kelola ekowisata dan potensi riset lingkungan yang bisa dikembangkan di kawasan tersebut.
Sementara itu, Bapak Muhammad Muis dari WCS menekankan pentingnya edukasi lingkungan dan pelibatan generasi muda dalam menjaga ekosistem mangrove.
Ketua BPD dan tokoh masyarakat juga aktif memberikan pandangan terkait harapan serta tantangan yang dihadapi masyarakat dalam pelestarian alam dan pengembangan wisata bahari.
Hasil dari diskusi ini akan dirumuskan lebih lanjut dalam bentuk rencana aksi bersama, termasuk pembuatan jalur tracking mangrove, pelatihan pemandu lokal, dan promosi wisata berbasis komunitas.
Kegiatan ini menjadi langkah awal yang positif menuju sinergi antara pemerintah desa, akademisi, dan masyarakat dalam menciptakan wisata yang ramah lingkungan dan berdampak ekonomi bagi warga Teluk Santong.